smk ypkk 2 sleman - kihadjar
SMK YPPKK 2 SLEMAN

Berita

Smk YPKK 2 Sleman

Sekolah Daring Belajar dari Dimas di Rembang, Pakar: Upaya Baik Saja Belum Cukup

Yogyakarta - 

Kisah Dimas Ibnu Alias, siswa kelas VII SMPN 1 Rembang, Jawa Tengah menjadi perhatian soal pembelajaran daring selama pandemi virus Corona atau COVID-19. Dimas tetap semangat berangkat ke sekolah saat teman-temannya mengikuti pembelajaran daring.

Pengamat kebijakan pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Prof Ariswan menilai, sejauh ini upaya guru dan sekolah serta dinas pendidikan sudah baik di saat pandemi COVID-19 ini. Namun semua itu belum cukup. Mengingat dalam masa pandemi ini pemerataan pendidikan belum maksimal.

"Jadi upaya-upaya dari sekolah dan Dinas Pendidikan terkait pembelajaran daring di SD hingga SMA sudah baik. Tapi itu belum cukup, kemampuan orang tua yang bervariasi, sehingga apa yang dilakukan oleh guru atau dinas belum mampu menjangkau pemerataan akses pembelajaran kepada semua siswa," kata Ariswan saat dihubungi detikcom, Jumat (24/7/2020).

 

Baca juga:Ayah 2 Bulan Tak Melaut, Tak Sanggup Beli Kuota untuk Dimas

Karena faktanya, kata dia, berkaca saat menjabat di Dewan Pengawas Pendidikan Kota Yogyakarta, dia melihat tingkat ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, pemangku kebijakan harus menyadari bahwa investasi pendidikan merupakan sebuah proses yang mampu mengubah tingkat peradaban dan kehidupan anak-anak.

"Saya melihat belum ada komitmen besar terkait pembelajaran selama pandemi Corona selain komitmen yang dilakukan oleh sekolah dan dinas pendidikan," ungkap guru besar UNY itu.

Dia berpendapat, pemerataan pendidikan harus menjadi tanggung jawab bersama. Bukan hanya tanggung jawab guru atau sekolah. Menurutnya, banyak pihak dari departemen non pendidikan yang dapat ikut serta.

"Kenapa tidak kemudian ini menjadi tanggung jawab. Sehingga saya berpikir, departemen non pendidikan bisa gotong royong untuk pemerataan akses pendidikan," urainya.

"Contoh, Pemda hingga tingkat bawah ada gerakan sosial untuk pemerataan akses pembelajaran anak, kita harus berupaya itu. Tapi faktanya belum semua bisa untuk akses itu," tambahnya.

 

Tonton video 'Cerita Dimas yang Masuk Sekolah Sendirian di Tengah Pandemi':

 

 

 


 

 

Ariswan yakin, dengan gotong royong dari semua pihak, cita-cita pemerataan pendidikan di Indonesia bisa tercapai. Selain itu untuk menyiasati kesulitan akses internet, perlu model pembelajaran baru dalam masa pembelajaran daring di saat pandemi ini.

Baca juga:Soal Dimas Sekolah Sendirian, Ganjar: Siapkan KBM Tatap Muka Terbatas!

"Harus ada model lain untuk pembelajaran daring. Misalnya radio, tapi harus sosialisasi yang jelas, jadwal jelas, sehingga dapat diakses anak-anak yang punya kesulitan akses internet. Pembelajaran di pandemi itu gotong royong semua orang," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Dimas tetap semangat berangkat ke sekolah saat teman-temannya sekolah daring di masa pandemi virus Corona atau COVID-19 ini. Pihak sekolah pun memaklumi dan mengizinkan Dimas belajar tatap muka karena tak punya ponsel pintar atau smartphone.

Ayah Dimas, Didik Suroso bercerita ponsel miliknya rusak, selain itu dia tak mampu membeli kuota. Terlebih, pria yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan ini sudah dua bulan tak melaut sedangkan ibu Dimas bekerja sebagai buruh pengupas rajungan.

"Saya nelayan cukrik nangkap rajungan. Sudah dua bulan ini nggak ada tangkapan, jadi ya menganggur. Istri buruh kupas rajungan, jadi di musim seperti ini sama sekali tidak ada pemasukan. Sekarang untuk nafkah keluarga serabutan, apa saja yang penting dapat uang," kata Didik kepada wartawan di rumahnya Desa Pantiharjo Rt 1 Rw 1 Kecamatan Kaliori, Rembang, Jumat (23/7/2020).

(rih/mbr)

 

sumber : https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5106845/belajar-dari-dimas-di-rembang-pakar-upaya-baik-saja-belum-cukup?single=1


By admin | 10 August 2020 0

Leave a comment


INFO AKADEMIK

AGENDA SEKOLAH

LOWONGAN KERJA

WEBCO KIHADJAR V.1.0 Powred by Yogyakarta Digital